tag:blogger.com,1999:blog-53730505740478346462024-02-20T09:56:03.260-08:00cerpen puitismuhammad rafihttp://www.blogger.com/profile/08810642989716814558noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-5373050574047834646.post-5423088340761071852010-08-16T03:03:00.001-07:002010-08-16T03:03:59.400-07:00cerpen puitisPuteriku... pesanku jagalah bulanmu .<br />
<br />
<br />
Marilah ke sini dengarkan kisah ini . Sebetulnya masih dalam warangka panel yang goyah . Namun terbabas lepas bebas lewat izin masa dan khudrat harap untuk mendengarkan kisah ini kepadamu .<br />
<br />
Pernahkah terlintas dipendengaranmu kisah bulan ? Benar , nun bersimpuh jauh di atas sana . Yang muncul pada setiap malam yang kelam . Yang meminjamkan cahaya yang luas sepenuh alam yang tidak malu menerima . Siapa yang inginkan kelam yang panjang ? Siapa yang sudi mendesah bintang meminta cahaya yang lebih ? Siapa yang ingin membolos diri meredah tinggi langit untuk mendakap bulan yang indah ? Tiada yang berdaya menyangkal keluh seharap yang tiada khudrat... benar bukan ?<br />
<br />
Puteriku...<br />
<br />
Seusai senja merah indah yang lalu , aku nanar dalam menyimpul sikap . Bagaimana harusku telah rembes embun dinihari yang berjanji ingin datang lewat . Tapi aku jadi lelah memikirkan mentari yang akan menjemput siang kita . Tiada pernah mencatat bait mungkir . Meninggi lepas menerobos alam menyimbah langit dalam bahang sinar yang menggetar . Bahtera tulipku kesepian mendakap pilu embun yang rebah . Kuterlintas menterjemah budi yang sama oleh bulanmu . Hanya warna latar langit yang berbeza . Bulanmu melukiskan malam dan mentari untuk siang kita . Siapa yang boleh menelah jujur kantongan budi antara keduanya ? Siapa juga yang akan menolak budi sinar untuk yang bernyawa terus hidup ?<br />
<br />
Puteriku...<br />
<br />
Bukan ingin melarik hukum . Bukan juga ingin menarik keluh kagummu . Bulanmu kasih padamu . Namun dipesan kau untuk terus memujanya . Katanya hanya seri sesayup bisik bintang di hatimu yang pernah malap . Yang lelap di suatu sudut kamar hatimu dan malu bangun .<br />
<br />
Puteriku... <br />
<br />
Telah kurakam getar yang merejam bibir bulanmu . Pernah yang suatu ketika meminjam jemariku untuk menarikan pena dan menitikkan tinta bisu . Bulanmu lelah bermonolog yang jawapannya hanya kaku . Bisiknya padaku... <br />
<br />
"Pinjamkan aku kekagumanmu padaku . Aku ingin menyarung ke tubuh dan melihat dari persepsi di tempatmu . Di mana harusku mulakan titik memuja ? Apa yang kau ada , apa kelebihanmu dalam batas di hujung pena ? Aku tak dapat mengikir telah mencari kekaguman yang hanya dalam milikku selama ini . Benar , jangan salahkan aku andai kedapatan ramai pemujaku .Cahayaku melakar indah langit kelam . Membantu bintang kerana cahayanya yang memang kecil ."Lantas bulanmu menyambung bicara akhir dengan tawa yang hambar . <br />
<br />
Terlalu ampuh budi yang dipinjamkan . Namun hanya kesepian persis kunang kunang yang menari menarik segala isi rimba dan unggas mencibir cemburu namun tidak menidakkan kecantikan zahir .<br />
<br />
Puteriku...<br />
<br />
Aku bercerita tentang bulanmu . Mungkin kira kau dapat melihat airmata bulanmu . Mengapa duduk sepi di sana . Mengapa sendiri memberi indah . Bukan dalam sayap pari pari yang menebarkan harap lalu terbang ke lubuk raja laut yang bersemayam . Tetabuh di hatimu yang menjeritkan setiap senja . Menginginkan kau bangun dalam sedar . Bukan merenung indah bulanmu yang tiadakan dapat kau dakap .<br />
<br />
<br />
Puteriku...<br />
<br />
Jangan menyulitkan lagi cacatan kisah yang tiadakan ada kau noktahkan . Jangan mengintai rindu bulanmu . Jangan menebar kasih pada setiap rembes hujan di hujung cerucuk atap . Jangan merenai desah yang bergelayut dalam setiap gerimis dinihari .<br />
Basah di pinggir kakimu harus kau keringkan . Jangan memijak kamar dengan membawa becak lumpur yang hitam .<br />
<br />
Puteriku...<br />
<br />
Pesan bulanmu , lihatlah kecacatannya dalam suluh cahaya .Tiada indah dalam terang . Yang harus kau pantau kagum pada seri sebentar yang memagut sudut mata lelapmu . Indah yang beracak acakan memalit kolam indah sementara dan mencampak lontar benak fikir yang waras .<br />
<br />
Puteriku...<br />
<br />
Aku sedar gerimismu yang sering mengintai rindumu .Yang menyapa resah mengocak bening lelah di mata hatimu . Pesan bulanmu liriklah pada indah bulan yang tempang . Jauh di sana bersimpuh , mendakap setiap puji insan sepertimu .<br />
Seperti mengenal bulan yang lelah yang sepertimu . Ingin sempurna dalam sekujur kejadian .<br />
<br />
Puteriku...<br />
<br />
Terbanglah kau ke sisi langit , dakilah kau pada setiap lembut awan . Bawalah kewajaran menghadap bulanmu . Yang nista tutur menanti yang angkuh lirik kan menembusi . Tuturkan salam pada bulanmu . Katakan padanya kau turut mencintai kecacatannya . Bisikkan di telinganya kagummu takan sirna hanya lewat pada ketempangan yang bersembunyi... dan hentikan tetabuh yang berseru , pesan pada dirimu . Hatimu bukan disambar dewa helang yang tegar , meyambar lari hatimu lewat kealpaanmu pada waktu .<br />
<br />
Puteriku...<br />
<br />
Menarikan kembali jemarimu melakarkan rasa mati yang tiada noktah . Pimpinkan jalan yang satu andai benar kau ingin dikuburkan . Pesan bulanmu,jangan kau tembus dalam bulanmu berkubur yang sama . <br />
<br />
Jangan kau bawa resensi harap dari sinar yang sebentar . Patuhlah kau pada garis tetap yang membawa kau ke awal asalmu . Pesan bulanmu lagi , pinjamkan tabahmu nanti padanya andai kau jumpa garis itu....<br />
<br />
<br />
betul?<br />
<br />
jangan diharapyang selangit<br />
<br />
sedang musim ingkar rebah...<br />
<br />
jangan dihitung kantongan laut<br />
<br />
berpaling bersekutu dengan ribut...<br />
<br />
kerajang rindu pun tak terbolos<br />
<br />
mengerah tersiksa seperti laut <br />
<br />
berserah pada sungai yang memuarainya...<br />
<br />
jangan kau tunduk pada rindu yang menyesatkan<br />
<br />
pada simpuh pungguk yang sunyi <br />
<br />
dengarkan kataku...<br />
<br />
jangan dirujuk peta rindu kekasihmu<br />
<br />
mencari alamat damaimu....<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
p/s:enjoy reading... <img alt=":P" border="0" class="smiley" src="http://pergh.com/forum/Smileys/ymsmiley/10.gif" title="jelir" />muhammad rafihttp://www.blogger.com/profile/08810642989716814558noreply@blogger.com1